Sunday 1 September 2013

Contoh format laporan keuangan pada perusahaan perorangan

Laporan Laba Rugi

IMG_0011

Laporan Ekuitas Pemilik

 

IMG_001

Neraca

 

IM_0012

 

Catatan :

1. Pendapatan dan beban merupakan komponen/item/unsur dari Laporan Laba Rugi.

2. Prive merupakan komponen dari Laporan Ekuitas Pemilik.

3. Sedangkan beberapa contoh komponen dari Neraca adalah kas, piutang usaha, perlengkapan, utang usaha, modal.

4. Urutan laporan keuangan berdasarkan proses penyajiannya, haruslah selalu dimulai dari Laporan Laba Rugi, Laporan Ekui­tas Pemilik, Neraca, dan Laporan Arus Kas.

Laporan Keuangan

Setelah data transaksi dicatat ke dalam jurnal dan diposting ke dalam buku besar (ledger), laporan akuntansi disiapkan untuk mem­berikan informasi yang berguna bagi para pemakai laporan (users), terutama sebagai dasar pertimbangan dalam proses pengambilan keputusan kelak. Laporan akuntansi ini dinamakan laporan keuan­gan. Laporan keuangan (financial statements) merupakan produk akhir dari serangkaian proses pencatatan dan pengikhtisaran data transaksi bisnis. Seorang akuntan diharapkan mampu untuk mengorganisir seluruh data akuntansi hingga menghasilkan laporan keuangan, dan bahkan harus dapat menginterpretasikan serta menganalisis laporan keuangan yang dibuatnya.

Laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk mengkomunikasikan data keuangan atau aktivitas perusahaan kepada pihak-pihak yang berkepentingan. Pihak-pihak yang berkepentingan terhadap posisi keuangan maupun perkembangan perusahaan dibagi menjadi dua, yaitu pihak internal seperti manajemen perusahaan dan karyawan, dan yang kedua adalah pihak eksternal seperti pemegang saham, investor, kreditor, pemerintah dan masyarakat. Sehingga dapat disimpulkan bahwa laporan keuangan merupakan alat informasi yang menghubungkan perusahaan dengan pihak-pihak yang berkepentingan, yang menunjukkan kondisi kesehatan keuangan perusahaan dan kinerja perusahaan.

Tujuan khusus laporan keuangan adalah menyajikan secara wajar dan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum mengenai posisi keuangan, hasil usaha dan perubahan lain dalam posisi keuangan. Sedangkan dalam Standar Akuntansi Keuangan dijelaskan tentang tujuan laporan keuangan yang isinya: "Tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi".

Urutan laporan keuangan berdasarkan proses penyajiannya adalah sebagai berikut.

1. Laporan Laba Rugi (Income Statement) merupakan laporan yang sistematis tentang pendapatan dan beban perusahaan untuk satu periode waktu tertentu. Laporan laba rugi ini akhirnya memuat informasi mengenai hasil usaha perusahaan, yaitu laba/rugi bersih, yang merupakan hasil dari pendapatan dikurangi beban.

2. Laporan Ekuitas Pemilik (Statement of Owner's Equity) adalah sebuah laporan yang menyajikan ikhtisar perubahan dalam ekuitas pemilik suatu perusahaan untuk satu periode waktu tertentu (laporan perubahan modal). Ekuitas pemilik akan bertambah dengan adanya investasi (setoran modal) dan laba bersih, sebaliknya ekuitas pemilik akan berkurang dengan adanya prive (penarikan/pengambilan untuk kepentingan pribadi) dan rugi bersih. (Catatan : laporan ekuitas yang dibahas dalam buku ini hanyalah laporan ekuitas untuk perusahaan perorangan).

3. Neraca (Balance Sheet) adalah sebuah laporan yang sistematis tentang posisi aset, kewajiban dan ekuitas perusahaan per tanggal tertentu. Tujuan neraca adalah untuk menggambarkan po­sisi keuangan perusahaan.

4. Laporan Arus Kas (Statement of Cash Flows) adalah sebuah lapo­ran yang menggambarkan arus kas masuk dan arus kas keluar secara terperinci dari masing-masing aktivitas, yaitu mulai dari aktivitas operasi, aktivitas investasi, sampai pada aktivitas pendanaan/pembiayaan untuk satu periode waktu tertentu. Lapo­ran arus kas menunjukkan besarnya kenaikan/penurunan ber­sih kas dari seluruh aktivitas selama periode berjalan serta saldo kas yang dimiliki perusahaan sampai dengan akhir periode.

Catatan atas laporan keuangan (notes to the financial state­ments) merupakan bagian integral yang tidak dapat dipisahkan dari komponen laporan keuangan lainnya. Tujuan catatan ini adalah un­tuk memberikan penjelasan yang lebih lengkap mengenai informasi yang disajikan dalam laporan keuangan.

Persamaan Dasar Akuntansi

Sumber daya ekonomi yang dimiliki oleh perusahaan dinamakan aset/harta/kekayaan (assets). Aset ini selanjutnya akan digunakan (dimanfaatkan atau dikonsumsi) oleh perusahaan demi lancarnya kegiatan operasional sehari-hari. Contoh dari aset meliputi : uang kas, piutang usaha, persediaan barang dagangan, perlengkapan toko dan kantor, asuransi dan sewa dibayar di muka, tanah, bangunan, peralatan/perabot toko dan kantor, kendaraan operasional, dan aset lainnya.

Piutang usaha dikatakan aset karena piutang ini nantinya akan dapat "dicairkan" (di convert) dari piutang menjadi uang kas, sebagai hasil dari penagihan penjualan. Piutang usaha mencerminkan hak perusahaan untuk menagih kepada customer/pelanggan demi mendapatkan uang kas. Persediaan barang dagangan merupakan aset karena nantinya akan dijual oleh perusahaan kepada pelanggan untuk mendapatkan piutang (hak menagih) maupun kas pada akhirnya. Sedangkan untuk perlengkapan toko dan kantor, asuransi dan sewa dibayar di muka, tanah, bangunan, peralatan/perabot toko dan kantor, dan kendaraan operasional dikatakan aset karena mereka memiliki manfaat ekonomi bagi perusahaan untuk dapat digunakan/ dikonsumsi selama periode akuntansi.

Utang (liabilities) merupakan kewajiban perusahaan kepada kreditur (supplier, bankir) dan pihak lainnya (karyawan, pemerintah). Kreditur dan pihak lainnya di sini memiliki hak/klaim atas asset perusahaan. Contohnya adalah :

o Utang Usaha (Accounts Payable).

Perusahaan memiliki kewajiban untuk membayar/melunasi utangnya kepada supplier sebagai akibat dari pembelian barang dagangan secara kredit. Dalam hal ini perusahaan selaku pembeli barang dagangan secara kredit harus mentransfer uang kas kepada supplier (penjual), yang berarti supplier memiliki hak/ klaim atas assets si pembeli.

o Pinjaman Bank (Bank Loans).

Perusahaan memiliki kewajiban untuk membayar/melunasi utangnya kepada pihak bank (bankir) sebagai akibat dari transaksi peminjaman uang bank. Dalam hal ini perusahaan harus membayar jumlah pokok pinjaman berikut bunga. Bunga bank yang masih terhutang (interest payable), yang belum dibayarkan, juga merupakan kewajiban (liabilities) bagi debitur (peminjam uang).

o Utang Gaji (Salaries Payable).

Perusahaan (majikan) memiliki kewajiban untuk membayar utangnya kepada karyawan atas uang gaji karyawan yang belum dibayarkan, di mana karyawan telah memberikan jasanya ke­pada perusahaan. Dalam hal ini, karyawan memiliki hak/klaim atas assets (uang kas) perusahaan.

o Utang Pajak Penghasilan (Income Taxes Payable)

Perusahaan memiliki kewajiban (berdasarkan undang-undang) untuk membayar pajak yang terhutang kepada pemerintah atas penghasilan/keuntungan yang diperoleh perusahaan.

Ekuitas [equity] merupakan hak pemilik dana atau pemegang saham atas asset perusahaan. Ekuitas untuk perusahaan perorangan dinamakan ekuitas pemilik (owner's equity), untuk firma (persekutuan] dinamakan partnership equity, sedangkan untuk perseroan dinamakan ekuitas pemegang saham (stockholders' equity). Ekuitas atau modal disebut juga sebagai kekayaan bersih (net assets), yang artinya bahwa hak (klaim) pemilik atau pemegang saham atas keka­yaan perusahaan diperoleh setelah seluruh kekayaan yang ada dalam perusahaan dikurangi dengan seluruh kewajiban perusahaan.

Hubungan antara kekayaan, kewajiban, dan ekuitas dapat dirumuskan ke dalam sebuah persamaan akuntansi (accounting equa­tion) sebagai berikut:

image

Rumusan persamaan akuntansi di atas sifatnya baku (mutlak), dimana liabilities harus ditempatkan terlebih dahulu sebelum equity, ini mengandung makna bahwa kreditur memiliki hak yang pertama atas kekayaan perusahaan, setelah itu sisa assets yang masih ada barulah merupakan hak pemilik dana/pemegang saham.

Asumsi Dasar Akuntansi

Profesi akuntansi telah mengembangkan seperangkat standar yang berlaku umum dan diterima universal. Standar ini dinamakan sebagai prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum (Generally Accepted Accounting Principles). Standar ini diperlukan sebagai patokan (pedoman) dalam penyusunan laporan keuangan yang baku. Dengan adanya standar ini, pihak manajemen selaku pengelola dana dan aktivitas perusahaan dapat mencatat, mengikhtisarkan, dan melaporkan seluruh hasil kegiatan operasional maupun finansial perusahaan secara baku (yang secara standar diterima umum) dan transparan. Laporan keuangan yang telah disusun manajemen berdasarkan standar/prinsip akuntansi yang berlaku umum ini merupakan salah satu bentuk dari pertanggungjawaban manajemen kepada investor selaku pemilik dana.

Dalam prinsip akuntansi yang berlaku umum, terdapat empat asumsi dasar yang melandasi proses penyusunan laporan akuntansi secara keseluruhan. Asumsi dasar tersebut adalah:

o Monetary Unit Assumption (Asumsi Unit Moneter).

Data transaksi yang akan dilaporkan dalam catatan akuntansi harus dapat dinyatakan dalam satuan mata uang (unit mon­eter). Asumsi ini memungkinkan akuntansi untuk meng-kuantifikasi (mengukur) setiap transaksi bisnis/peristiwa ekonomi ke dalam nilai uang. Asumsi unit moneter terkait langsung dengan penerapan konsep biaya (cost concept). Konsep biaya digunakan sebagai dasar dalam penyusunan laporan keuangan, dimana aset yang dibeli pada umumnya akan dicatat sebesar harga perolehannya (cost); historical cost accounting. Diasumsikan pula bahwa nilai daya beli adalah konstan, sesuai dengan asumsi stable mon­etary unit, yang berarti mengabaikan efek inflasi. Sebagai contoh: sebuah peralatan kantor yang dibeli dengan harga Rpl5 juta, maka peralatan kantor yang baru dibeli tersebut dapat dicatat sebesar harga perolehannya, dengan satuan mata uang (unit moneter) dalam rupiah. Contoh data transaksi yang tidak dapat diukur (dinyatakan) dalam satuan mata uang adalah: banyaknya jumlah karyawan, tingkat kepuasan pelanggan, tingkat kepuasan pekerja, jumlah karyawan yang berhenti, dan sebagainya.

o Economic/Business Entity Assumption (Asumsi Kesatuan Usaha).

Adanya pemisahan pencatatan antara transaksi perusahaan sebagai entitas ekonomi dengan transaksi pemilik sebagai individu dan transaksi entitas ekonomi lainnya. Sebagai contoh : Tn. Alfonso sebagai pemilik bengkel mobil, tidak boleh memperhitungkan biaya pribadinya sebagai beban bengkel. Biaya pribadi di sini misalnya biaya untuk sewa apartmen sebagai tempat tinggalnya ataupun biaya untuk keperluan sekolah anaknya, dan Iain-lain. Jadi, yang boleh diperhitungkan sebagai beban bengkel hanyalah pengeluaran-pengeluaran yang memang benar-benar terkait langsung dengan usaha bengkelnya. Demikian pula apabila Tn. Alfonso memiliki dua jenis usaha yang berlainan, mis­alnya usaha bengkel dan salon, maka harus dipisahkan antara beban pribadi, beban usaha bengkel, dan beban usaha salon.

o Accounting /Time Period Assumption (Asumsi Periode Akun­tansi).

Informasi akuntansi dibutuhkan atas dasar ketepatan waktu (timely basis). Umur aktivitas perusahaan dapat dibagi menjadi beberapa periode akuntansi, seperti bulanan (monthly), tiga bulanan (quarterly), atau tahunan (annually).

o Going Concern Assumption (Asumsi Kesinambungan Usaha).

Perusahaan didirikan dengan maksud untuk tidak dilikuidasi (dibubarkan) dalam jangka waktu dekat, akan tetapi perusa­haan diharapkan akan tetap terus beroperasi (exist) dalam jang­ka waktu yang tidak terbatas. Jika tidak ada asumsi ini, maka berarti tidak akan ada penyusutan atas aset tetap, karena aset tetap yang dibeli tidak akan di catat sebesar harga perolehan-nya, melainkan di catat sebesar nilai pada saat perusahaan dili­kuidasi. Demikian juga tidak akan ada penggolongan lancar dan tidak lancar atas aset dan kewajiban. Jadi, dalam praktek akun­tansi yang berlaku umum, penyusutan atas aset tetap dan peng­golongan aset serta kewajiban ke dalam lancar dan tidak lancar timbul karena adanya asumsi kesinambungan usaha.

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
Blog Under Construction

Chat

Total Pageviews

free counters

Followers

Our Facebook